Memilih calon istri atau suami adalah hak prerogatif seseorang. Sebenarnya pemilihan calon istri atau calon suami adalah tidak ada teorinya untuk menjelaskannya.
Kalaupun ada mungkin dengan PEPATAH Jawa yaitu bibit, bebet, dan bobot.
Akan tetapi perkembangan era yang dinamis ada kalanya pemilihan calon istri atau suami adalah TIDAK IDEAL. Secara ideal, tepat, dan sempurna adalah sebuah anugerah.
Mengapa ?
Karena kalau demikian yang terjadi maka dunia tidak akan ada cerita, tidak ada kisah, dan dunia semakin terkotak-kotak.
Karena semua pasangan sudah menyadari kualitas dan kuantitas dirinya tanpa perlu diceramahi. Contoh sederhana saja seorang yang berprofesi supir tentu akan memilih calon istrin yang sederajat.
Tidak mungkin bisa menikah dengan anaknya Bupati !!!
Harga diri manusia, derajat manusia selalu menjadi rujukan yang utama sebagai dasar untuk memilih.
Semua bebas memilih termasuk pilihan yang salah sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar