Keputusan haruslah dibuat sebagai representasi sikap dan perbuatan. Selama ini banyak keputusan berpisah atau bercerai kerapkali di lakukan dengan emosional, kemarahan berlebih, lalu ditambahi dengan kebencian yang meledak-ledak.
Kebencian baik disengaja atau memang dibuat sebagai alasan cerai menjadi dasar untuk menjauh dari pasangan yang sebelumnya menjadi teman, kawan sejati. Entah memiliki anak atau tidak, kaya atau tidak, miskin atau tidak, cerdas atau tidak kerapkali menjadi hancur dengan perceraian.
Sekaya apapun kita....
Secantik apapun kita....
Seganteng apapun kita....
Memang mudah saja mendapatkan pengantinya apabila sudah bercerai lalu mencari yang merasa jauh lebih baik lagi. Selam ini proses seperti ini yang sering terjai.
Kekayaan dan harta benda kerapkali menggoda siapa saja untuk jatuh cinta.
Sekali lagi tidak salah. Semua boleh memilih sesuai pilihannya, hak prerogatif untuk memilih atau tidak terhadap pilihan pasangan. INGAT PILIHAN SELALU ADA KONSEKUENSI. Ini resiko yang harus diterima dengan terbuka.
Persoalannya tidak mudah mencari cinta, seseorang yang kita pilih dasar utama adalah cinta. Bukan kecantikkan, bukan kegantengan, bukan kekayaan.
Semuanya bisa sirna tanpa membekas......hanya cinta yang selalu menjadi utama dan selalu yang utama untuk hidup bersama agar bisa bahagia dan suka cita di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar