Kamis, 24 Juni 2021

Sakit Hati

Kesimbangan Alam Batu foto by reno bp

Dua orang menjadi satu inilah yang dinamakan hidup berumahtangga atau hidup bersama satu atap/satu rumah. Jadi dua orang tersebut membangun sebuah relasi jangka panjang baik dalam bentuk fisik seperti rumah atau non fisik yaitu memadu cinta.

Konsep berumahtangga memang demikian aturannya meski tidak tertulis.

Proses pembangunan rumahtangga membutuhkan tahapan yang pelan namun pasti. Artinya proses ini akan melalui jalan terjal dan penuh liku untuk menuju puncaknya.

Kalau mendaki sebuah gunung bisa diperkirakan kapan sampai puncaknya namun proses pembangunan rumahtangga puncaknya tidak terlihat. Inilah yang paling menarik ketika membangun sebuah rumahtangga.

Kunci keberhasilan proses pembangunan rumahtangga bukan fokus pada puncaknya namun pada prosesnya. Bagaimana memaknai prosesnya yang dipondasi dengan kekuatan cinta?

Jadi keduanya harus bertanggungjawab atas keutuhan bangunan rumahtangga dan harus mempertanggungjawabkan kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Tuhan. 

Mengapa? 

Karena menyatunya dua orang menjadi satu adalah cinta dan cinta adalah milik Tuhan.

Moralitas, keimanan, dan kejujuran hati adalah balutan cinta yang penuh kasih. Siapa saja yang berkhianat atas cinta dapat dipastikan kehidupan rumahtangga tidak akan harmonis meski keutuhan rumahtangga bisa terlihat kokoh namun rapuh di dalam.

Apapun resiko, godaan, cobaan suami istri harus menerimanya lalu harus mengatasi secara bersama-sama demi keutuhan Cinta untuk selama-lamanya. Ingat cinta itu menyatukan bukan memisahkan.

Contohnya ketika menduanya cinta.

SEMUA PEREMPUAN DI DUNIA INI MEMILIH MATI KETIKA CINTA DIBELAH DUA. TAK ADA SATUPUN WANITA YANG MAU DIDUAKAN CINTANYA.....ITU PASTI.

Minggu, 06 Juni 2021

Pernikahan

The Black Cat foto by reno bp


Menikah hanya membutuhkan keberanian bukan yang lain sebagai pondasi utama membangun rumah tangga. Sekali lagi hanya keberanian.

Mengapa?

Karena menikah adalah sebuah pilihan yang sangat rumit bagia sebagian kecil orang. Ada banyak alasan dan kendala seseorang kesulitan untuk memilih pasangan untuk dijadikan sebagai teman hidup selamanya.

Salah satu alasan yang sangat klasik adalah terkait perekonomian/uang. Persoalan ini sebenarnya hanya masalah yang dicari-cari semata karena bukan sebuah halangan besar.

Pertanyaannya berapa biaya untuk membangun rumah tangga? Penulis yakin tidak ada ahli ekonomi di dunia ini yang mampu menjelaskannya.

Apakah menikah membutuhkan uang? Oh ya...jelas namun biayanya sangat murah dan terjangkau oleh semua pasangan yang siap menikah. Biaya besar hanya ketika mengadakan acara pesta pernikahan.

Kembali ke topik utamanya soal keuangan. Menikah adalah "dua menjadi satu" maka ada dua orang yang akan berusaha keras menyatu padu lahir dan batin. Ada persiapan jauh-jauh hari sebelum menikah sehingga pada akhirnya tidak terlalu membebani. 

Akan tetapi tidak terkait dengan jumlah.

Menikah adalah hak asasi bagi setiap orang jadi berapa uang yang Anda miliki tidak menjadi persoalan besar. Keberanianlah yang menjadi utama.

Berani menanggung bersama dengan seseorang yang dicintai untuk hidup bersama dengan segala resikonya. Berani bertanda bahwa seseorang memiliki mentalitas untuk menyatukan jiwa dan raganya dengan orang dicintainya.

Bagaimana menumbuhkannya?

Fokus dan memahami arti tujuan hidup yaitu memiliki keturunan. Bukan harta benda atau barang mewah namun bagaimana seseorang sadar diri untuk memiliki kenikmatan hidup bersama dengan seseorang dicintai.

Berani menyatakan cinta.....cinta demi Tuhan....cinta.....untuk hidup bersama.

Meski tidak bisa dipungkiri ada sejumlah lasan lain seseorang tidak menikah. Itu urusan orang lain....akan tetapi kalau tanpa keberanian seseorang pasti tak bakal menikah meski kaya dan cerdas.