Kesimbangan Alam Batu foto by reno bp |
Dua orang menjadi satu inilah yang dinamakan hidup berumahtangga atau hidup bersama satu atap/satu rumah. Jadi dua orang tersebut membangun sebuah relasi jangka panjang baik dalam bentuk fisik seperti rumah atau non fisik yaitu memadu cinta.
Konsep berumahtangga memang demikian aturannya meski tidak tertulis.
Proses pembangunan rumahtangga membutuhkan tahapan yang pelan namun pasti. Artinya proses ini akan melalui jalan terjal dan penuh liku untuk menuju puncaknya.
Kalau mendaki sebuah gunung bisa diperkirakan kapan sampai puncaknya namun proses pembangunan rumahtangga puncaknya tidak terlihat. Inilah yang paling menarik ketika membangun sebuah rumahtangga.
Kunci keberhasilan proses pembangunan rumahtangga bukan fokus pada puncaknya namun pada prosesnya. Bagaimana memaknai prosesnya yang dipondasi dengan kekuatan cinta?
Jadi keduanya harus bertanggungjawab atas keutuhan bangunan rumahtangga dan harus mempertanggungjawabkan kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Tuhan.
Mengapa?
Karena menyatunya dua orang menjadi satu adalah cinta dan cinta adalah milik Tuhan.
Moralitas, keimanan, dan kejujuran hati adalah balutan cinta yang penuh kasih. Siapa saja yang berkhianat atas cinta dapat dipastikan kehidupan rumahtangga tidak akan harmonis meski keutuhan rumahtangga bisa terlihat kokoh namun rapuh di dalam.
Apapun resiko, godaan, cobaan suami istri harus menerimanya lalu harus mengatasi secara bersama-sama demi keutuhan Cinta untuk selama-lamanya. Ingat cinta itu menyatukan bukan memisahkan.
Contohnya ketika menduanya cinta.
SEMUA PEREMPUAN DI DUNIA INI MEMILIH MATI KETIKA CINTA DIBELAH DUA. TAK ADA SATUPUN WANITA YANG MAU DIDUAKAN CINTANYA.....ITU PASTI.