Menikah sebagian
kecil orang dianggap tidak penting dan tidak perlu. Menarik sekali membahas
bagaimana seseorang yang memutuskan tidak menikah?
Jujur saja,
tidak ada data penelitian atau nalar logika yang bisa menjelaskannya. Karena
hal ini sudah masuhk privasi seseorang, hak pribadi, dan tidak ada larangan
dari pemerintah atau agama. Kecuali karen profesi tertentu!
Nah, pembaca
budiman setiap orang memang memiliki hak sepenuh hati untuk memilih tujuan
hidupnya. Mau jadi maling, koruptor, teroris, atau jadi ustad adalah hak
pribadi. Tak seorang bisa mencapuri urusan pribadi karena semua paham akan
konsekuensinya masing-masing.
Menikah
adalah tugas mulia bagi makhluk hidup untuk meneruskan keturunan. Bahkan di
agama tertentu menikah adalah kewajiban.
Inilah
kemungkinan seseorang tidak menikah menurut pengalaman penulis :
1.
1. Gangguan Psikologis.
Adanya trauma berat bisa karena percaya diri rendah disebabkan penah
dikecewakan seseorang sehingga merasa tidak layak untuk memiliki cinta. Tekanan
ini sangat kuat sehingga menimbulkan ketakutan luar biasa untuk bercinta lagi.
Biasanya pelaku malas utuk mengulang lagi pengalaman cinta.
2. Gangguan Hormonal
Kemungkinan kecil namun bisa terjadi adanya gangguan biologis sehingga
hasrat nafsu birahi menurun atau mengalami kekacauan. Dampaknya bisa menyukai
sesama jenis. Bisa karena penyakit tertentu sehingga mengalami kesulitan untuk
birahi.
3. Gangguan Pikiran
Artinya dirinya mengalami persoalan mengartikan cinta itu utuk apa?
Apakah cinta hanya untuk dirinya sendiri atau cinta itu harus dibagi sama orang
lain!
Pengelolaan cinta inilah yang harus mendapatkan perhatian khusus karena
kalau salah bisa berakibat fatal.
Misalnya hanya mengumbar sexualitas tanpa mau menikah dan hidup bersama.
Hanya menyalurkan sexualitas semata.
Bisa jadi karena terlalu mencintai dirinya karena dianggap memiliki
kelebihan seperti cantik, sexy, ganteng sehingga tidak mau berbagi.
4. Gangguan Engak Jelas
Artinya ada alasan tertentu karena lebih mencintai “sesuatu” sehingga
lebih nyaman dengannya. Persoalan ini jauh lebih masuk ke dalam spiritualisme.
Solusinya tidak ada karena hal ini hanya pribadi yang tahu. Semua harus
dikembalikan pada diri sendiri tahukah salah satu tujuan hidup itu?